PELAYANAN RUMAH SAKIT
Ketidakpuasan terhadap pelayanan rumah sakit Pemerintah di Indonesia, terjadi hampir di semua daerah. Manajemen RS menghadapi keluhan dari berbagai pihak, dari Pemerintah, masyarakat bahkan internal RS. Siapakah yang harus bertanggungjawab ?
Manajemen RS menghadapi dilema dalam menentukan prioritas penggunaan anggaran RS. Penggunaan biaya yang besar untuk merehabilitasi ruangan pelayanan, berarti biaya untuk perbaikan peralatan medis menjadi kecil. Menggunakan biaya yang besar untuk memenuhi kebutuhan obat di RS, berarti harus mengurangi jumlah pegawai honor. Semua kebutuhan harus diselesaikan dalam tahun anggaran yang berjalan, tetapi anggaran yang ada tidak mencukupi untuk memenuhi semua kebutuhan RS. Alhasil permasalahan RS plat merah itu tetap sama dari tahun ke tahun.
Meski dalam perkembangannya RS dapat beroperasi seperti lembaga usaha, namun tuntutan sebagai lembaga sosial lebih dominan. Ketika anggaran digelontorkan ke RS untuk memenuhi kebutuhan yang hampir semua adalah kebutuhan dasar, hampir tak nampak bekasnya karena terbagi dalam porsi-porsi yang minim. Yang tersisa 'hanya' rasa syukur dan terima kasih atas jasa dokter dan paramedis yang terlibat disaat kita atau keluarga kita kembali sehat. Berbeda jauh ketika anggaran menjadi bangunan-bangunan yang tinggi, jalan-jalan yang mulus atau jembatan-jembatan yang megah. "Terpampang nyata", kata Syahrini.
Comments
Post a Comment